Pupuk hijau adalah jenis pupuk organik yang berasal dari dedaunan yang masih hijau (segar). Adapun kelebihan dari pupuk hijau ini adalah masih tingginya kadar Nitrogen (N) karena masih tingginya kandungan klorofil di dalam daun yang maih hijau. Dengan memanfaatkan dedaunan yang masih hijau, diharapkan mampu meningkatkan kadar Nitrogen (N) sehingga nantinya produk pupuk hijau yang dibuat menjadi pupuk yang kaya akan unsur Nitrogen (N) sehingga bermanfaat sangat baik bagi pertumbuhan tanaman. Bagi para petani kelapa sawit, terkadang tidak memanfaatkan daun kelapa sawit yang telah di pruning tidak dimanfaatkan atau dijadikan sebagai produk pupuk hijau atau POC.
Baca Juga :
Beberapa petani untuk mendapatkan manfaat dari pupuk hijau ini, dilakukan dengan cara menimbun daun-daunan yang masih hijau ke dalam tanah. Diharapkan daun yang telah ditimbun di dalam tanah akan cepat terurai dan menjadi pupuk hijau dan dapat bermanfaat bagi tanaman dan dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Perlu diketahui, jika hal di atas kita lakukan, pastinya proses penguraian akan berjalan lambat karena ada beberapa faktor yang tidak maksimal dalam mendukung proses penguraian dedaunan menjadi pupuk hijau seperti kandungan mikroorganisme pengurai yang sedikit, apalagi jika tanah tersebut selalu terkena racun herbisida dan pupuk sintetik.
Ok, tak perlu panjang lebar, mari kita simak cara atau proses pembuatan pupuk hijau menjadi produk pupuk organik yang kaya akan unsur hara. Adapun cara pembuatan pupuk hijau adalah pupuk hijau dapat dijadikan sebagai produk pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
A. Pupuk Hijau Organik Padat
1. Bahan
- 200 Kg daun hijau dan tambahkan sampah organik dari dapur seperti sisa-sisa sayur dan buah.
- 10 Kg dedak atau bekatul yang halus
- 1/4 Kg gula pasir / gula merah
- 1/4 Liter EM-4
- 200 Liter air
2. Cara pembuatan
- Daun dan sampah dapur dicacah kemudian dibasahi dengan air
- Dedak dicampurkan sambil diaduk aduk
- Gula pasi atau gula merah dicairkan menggunakan air panas kemudian dinginkan
- Setelah larutan gula dingin masukkan cairan EM-4 dan aduk hingga rata (disebut Starter)
- Sambil membolak-balikkan sampah, siram dengan Starter hingga basah sempurna
- Setalah itu buat gundukan hingga setinggi 15-20 cm lalu tutup dengan terpal
- Proses pengomposan berjalan ditandai dengan meningkatnya suhu
- Pupuk organik ini membutuhkan proses pengomposan selama 3-4 hari.
B. Pupu Organik Cair (POC)
1. Bahan
- 1 Botol EM-4
- 5 Kg Daun hijau / segar
- 1/2 Kg terasi / belacan
- 1 Kg gula pasir, gula merah atau tetes tebu / molase
- 30 Kg kotoran hewan
- Air secukupnya
2. Alat
- Ember atau drum yang dilengkapi dengan penutup.
3. Cara membuat
- Encerkan gula dan terasi
- Kotoran hewan dan daun dimasukkan kedalam ember/drum
- gula dan terasi encer dimasukkan ke dalam ember/drum yang telah berisi kotoran hewan dan daun
- 1 Botol EM-4 diencerkan menjadi 4 Liter (larutan bakteri 1 : 4)
- Masukkan larutan EM-4 ke dalam campuran kotoran hewan, sampah dan gula lalu tutup rapat
- Setelah 8 - 10 hari proses pembiakan bakteri dan pengomposan sudah selesai kemudian ember/drum dapat dibuka
- Setelah 8-10 hari, saring campuran kemudian masukkan hasil saringan ke dalam botol plastik dan tutup rapat dan cairan produk ini disebut sebagai POC.
- Pada proses penyaringan, sisakan cairan sebanyak 1 - 2 liter karena masih mengandung bakteri.
- Tambahkan lagi 4 Liter air, terasi dan gula dengan perbandingan yang sama pada proses sebelumnya.
- Setelah 8-10 hari maka bakteri sudah berkembang dan cairan dapat disaring lagi, begitu seterusnya.
- POC yang sudah diambil dapat diaplikasikan dengan menyemprotkan ke daun dan dapat dilakukan setelah kita mengaplikasikan pupuk kompos ke tanaman kita
Nah, itu saja yang bisa saya bahas perihal cara pembuatan pupuk hijau dan POC dari daun yang masiih hijau.